MULTI LEVEL MARKRITING

MULTI LEVEL MARKRITING

MLM…

Tiga huruf ini mengingatkan saya ada orang-orang yang kukuh dan gigih dengan apa yang dia yakini dan lakukan.

Sebelum saya menjadi MP-er (Multiplier) seperti sekarang, saya pernah mengajar di sebuah lembaga pendidikan yang sampai saat ini masih saya anggap sebagai rumah saya karena saya sangat dekat secara pribadi dengan personnel-nya. Dengan para students-nya saya juga cukup dekat. Mungkin karena saya suka SKSD (sok kenal sok dekat) dengan mereka sehingga saya pernah dinobatkan menjadi pengajar tertenar. Sebuah gelar yang tidak membuat saya bangga tapi membuat saya sangat bersyukur karena saya diakui punya banyak teman.

Apa hubungannya dengan MLM?

Seorang student saya memiliki cita-cita menjadi historical MLM-er menjadi member termuda yang menduduki peringkat “duta besar bermahkota”. Dia menjadikan saya kaki-nya lalu menjadikan banyak teman saya sebagai kaki-kaki saya dan kaki-kaki dari kaki saya dan seterusnya sehingga posisi student saya ini semakin menjulang tinggi termasuk karena sokongan saya.

Saya salut dengan dia. Percaya diri dan semangatnya yang berkobar-kobar membuat saya malu kenapa waktu muda dulu saya tidak kenal MLM sehingga dalam usia segini saya akan telah memiliki rumah megah dan mobil mewah dan bisa jalan-jalan melihat salju yang berupa es tapi tidak basah. Nasib…

Yang saya ingin ceritakan adalah sebuah cerita lain tentang MLM yang saya alami belum lama ini.

“Mbak, ayo ikut ke seminar kesehatan.”

“Dimana Ta?”

“Di Jakarta.”

Setelah mengiyakan maka kami bikin janji untuk pergi bersama menimba ilmu supaya kita tahu apa yang mesti kita lakukan bila ada keluarga atau orang dekat kita yang sakit.

Pada hari H kami pergi berlima: saya & Novita (yang diundang), Dita & Irfan (yang mengundang) dan supir Dita. Saya sempat heran kalau seminar kok tidak ada undangan. Malahan bayarnya di depan pintu dan kami dibayari.

Tapi saya percaya karena saya lihat di ujung ruangan seperangkat LCD stand by menampilkan tulisan SEMINAR KESEHATAN DAN OBAT-OBATAN… Di pojok kanan bawah tertulis nama perusahaan obat yang kurang saya kenal (belakangan saya tahu bahwa itu nama supplier di Indonesia).

Setelah beberapa saat menunggu suara musik terdengar bertalu-talu. Saya dan teman lain yang diundang terbengong-bengong karena sang MC memperkenalkan sebuah produk MLM yang pernha saya dengar dari teman lain. Saya lemas. Merasa ditipu, dijebak, dimanfaatkan. Saya tidak semangat. Untuk bertepuk tanganpun saya pelit tapi nggak enak sama pengundang. Di akhir acara kami berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil lalu saya dan teman yang diundang tadi diprospek. Saya bingung mau jawab apa antara menolak dan nggak enak sama teman saya yang mengundang. Teman yang diundang juga begitu.

Saya tidak menyalahkan teman saya yang mengundang itu. Dita adalah salah satu teman terbaik saya. Dia sering men-support saya kalau semangat saya lagi melorot.

Saya hanya menyesal karena secara tidak sengaja saya menceritakan bagaimana student saya
yang sukses karena MLM, lalu saya juga bercerita MLM adalah salah satu cara untuk menjadi kaya. Saya juga bilang seandainya saya jadi MLM-er tangguh maka saya akan bisa kaya raya; saya akan punya kebebasan uang dan waktu. Singkatnya saya bercerita tentang mimpi saya menjadi kaya karena MLM.

Sungguh MLM yang saya bayangkan ini bukan Multi Level Marketing. MLM yang saya maksud adalah Multi Level Markriting karena saya TERBURU-BURU memaknainya sebagai jalan untuk kaya tanpa tahu bahwa saya harus begini, begini, begini, begitu, dll sehingga saya hanya membayangkan kekayaan yang saya perolah sampai otak saya kriting jadinya.

Saya memang hobi cerita tapi sekarang saya nggak mau cerita lagi tentang MLM kepada sembarang orang. Kapoooook…

Sukses untuk para MLM-er yang tangguh.

8 thoughts on “MULTI LEVEL MARKRITING

Leave a comment