MIMPI-MIMPIKU BISA TERBANG, BISAKAH MEMBAWA HIDUPKU SERTA?
Sekarang sedang banyak digelar di hadapan kita tentang pentingnya memvisualisasikan mimpi-mimpi kita secara detil untuk merangsang alam bawah sadar kita untuk mampu mewujudkannya dalam dunia nyata. Tidak hanya satu atau dua buku yang menuliskan seberapa penting dan dahsyatnya kekuatan visualisasi mimpi manusia terhadap niscaya tidaknya sebuah cita-cita. Kita sebut saja buku dan tulisan The Secret dan turunannya, Quantum Ikhlas, Mestakung, dll. Tak sedikit pula buku-buku tersebut dilengkapi dengan CD untuk membantu pemahaman maupun penghayatan. Saking inginnya saya “waras”, saya beli segala macam buku itu. J
Sebagai manusia normal saya juga punya cita-cita baik yang masuk golongan harapan maupun yang dapat dikategorikan sebagai mimpi. Saya membuat dua kotak yang berbeda untuk harapan dan impian karena keduanya memiliki sifat yang berbeda menurut saya.
HARAPAN adalah suatu keinginan yang sudah saya tetapkan secara pasti dan terukur sesuai kapasitas saya saat ini, misalnya:
- Memiliki koneksi internet yang cepat dan murah
- Melunasi semua utang saya
- Naik gaji dengan persentase maksimal
- Memiliki rumah yang asri hijau dan bersih
- Mengajak ibu bersantai sejenak saat saya cuti
MIMPI adalah keinginan yang membuat saya tersenyum-senyum sendiri jika memikirkannya tanpa memikirkan kapasitas saya saat ini, sebagai contoh:
- Mempunyai perusahaan sendiri dan tidak perlu bekerja di kantor menjadi karyawan
- Membangun sekolah gratis untuk orang-orang tidak mampu
- Keliling dunia tanpa harus susah-susah memikirkan waktu dan biaya
- Memiliki tanah yang luas untuk pertanian dan peternakan organik
- Mendapatkan pendamping hidup yang sehat, bertanggungjawab dan setia
Dapatkah Anda merasakan perbedaannya?
Saat ini saya sedang belajar memvisualisasikan baik harapan maupun impian saya dengan “harapan” segalanya akan terwujud sebelum purna usia. Saya pernah mendengar “sesuatu terwujud dua kali, yang pertama di pikiran kita dan selanjutnya dalam kenyataan hidup kita”. Dengan keyakinan bahwa kekuatan pikiran menggiring kekuatan “mewujud” saya membiarkan harapan dan impian saya membubung tinggi laksana asap yang tak pernah pudar oleh angin dan hawa.
Harapan terdekat saya adalah saya dapat membagi waktu dengan baik. Saya ingin waktu saya yang “hanya” 24 jam ini bisa saya manfaatkan sebaik mungkin. Saya membayangkan dalam sehari semalam utuh ini saya dapat melakukan pekerjaan berikut (tidak diurut sesuai prioritas):
- Menyelesaikan quota harian saya tepat waktu (8,5 jam)
- Mengheningkan cipta secara benar
- Membaca buku
- Menulis
- Membereskan kamar
- Mendengarkan musik
- Menelfon keluarga dan teman-teman saya
- Berolahraga
- Menggambar
- Ngobrol dengan tetangga saya
- Mengevaluasi diri saya
- Mengimplementasikan paling tidak satu nilai kehidupan secara positif
- Mencuci dan menyetrika baju sendiri
- Memasak untuk diri sendiri
- Menghafalkan paling tidak satu kata dari satu bahasa asing
- Mengurus kura-kura saya
- Beristirahat secara efektif
Ternyata ada paling tidak 16 hal yang saya ingat ingin saya kerjakan secara konsisten setiap 24 jam saya. Namun pada kenyataannya saya tidak bisa. Dan saya merasa bahwa akhirnya sebagian waktu saya habis hanya untuk membayangkan harapan dan impian saya tanpa benar-benar melangkah untuk mendapatkannya. Ayo kita lihat apa yang sebenarnya terjadi dalam hidup saya:
- Bangun jam 5 pagi untuk mengheningkan cipta lalu mandi, menjemput bekal makan siang, segera berangkat. Di kendaraan menuju kantor hampir 2 jam sebagian besar saya tidur.
- Sampai kantor, saya cuci muka dan tangan, bersiap dengan komputer dan segelas besar air minum bekerja. Selama bekerja kadang saya selingi dengan chatting atau bercanda dengan teman. Tidak lupa kemudian makan siang sambil kerja juga. Mengheningkan cipta sekejap mata tanpa meresapi maknanya (kata orang Jawa “jengkang-jengking”, artinya nunggang-nungging saja).
- Setelah selesai pekerjaan atau belum selesai dan sudah kecapekan, saya pulang. Di kendaraan tidur atau gelisah karena para seniman jalanan (mereka tidak bermaksud mengganggu tapi saya terganggu kadangkala).
- Sampai rumah, saya mandi mengheningkan cipta lalu ngobrol sebentar dengan tetangga. Kadang saya melewatkan waktu saya untuk menelpon ibu dan/atau sahabat dan keluarga.
- Kemudian saya buka notebook saya untuk melanjutkan pekerjaan kantor saya yang belum sempurna L, kali ini sambil mendengarkan radio. Kadang saya membaca buku tapi lebih sering membaca tapi sekilas saja.
- Setelah 2 atau 3 jam biasanya pekerjaan saya tuntas. Lalu saya “pura-pura” mengevaluasi diri walaupun kenyataannya saya sedang menyesali kehidupan saya yang sehari-harinya begitu-begitu saja.
- Tahap mengevaluasi diri ini memakan porsi yang kadang terlalu berlebihan sehingga membuat mata saya tak terpicing sedikitpun. Saya sibuk membayangkan andaikata, seandainya, coba kalau, jikalau, andai saja dan segala khayalan yang membuat kehidupan saya (seharusnya) lebih baik. Biasanya saya sibuk dengan visualisasi harapan dan impian itu sampai pukul 1 atau 2 saat saya benar-benar lelah badan dan syaraf.
Aih, 24 tidak cukup. Inilah hidup saya. Saya berpijak tanah tapi mimpi-mimpi saya terbang. Saya butuh sayap-sayap untuk terbang bersama mimpi saya. Sayap-sayap itu dimana carinya ya? Mungkinkah bisa dibongkar pasang? Saya ngeri kalau-kalau sayap-sayap palsu bisa membuat saya seperti Icarus anak Daedalus yang jatuh karena lilin perekat sayapnya terbakar matahari. Jika ditumbuhkan, berapa lama saya menumbuhkannya? Apa saya harus makan chicken wings tiap hari supaya sayap saya segera tumbuh? Chicken juga tak becus terbang bahkan dia lambang kepengecutan. Oke, saya makan bird wings saya. Mana ada makan sayap burung bikin tumbuh sayap badan manusia? Mimpi…
Rupanya saya masih membutuhkan mimpi lain untuk mewujudkan mimpi-mimpi saya. Apa saya memang benar-benar hidup di Republik Mimpi ya? Atau hidup saya hanya mimpi? Tolong! Aku mau mimpiku tercapai bukannya terwujud dalam bingkai impian lain.
June 26, 2008
10:13 WIB
wadah, wadah… kacau blog gueeeeeee
LikeLike
Dasar narsis (bunda rinie) Sekalian aja ngacaonya yuk kikikkkk….
LikeLike