KOMEDI BUAH APEL
Sebutir apel terputus dari tangkainya. Meluncur jatuh melewati perosotan udara. Namun jarak sebenang sebelum menyentuh tanah berumput, dia melejit ke udara, jauh lebih tinggi daripada pohon asalnya. Melintasi udara lalu hampa, kemilau cahaya, gemerlap debu-debu dan karang-karang raksasa mengapung, bulan-bulan bertaburan, bintang-bintang berserakan, matahari-matahari saling bertukar cahaya.
Panas dan dingin silih berganti. Silau gulita tumpang tindih. Sekejap gelap menyerap apel sangat jauh dan pekat, massive dan menekan. Tak lama kemudian menyemburkannya dengan lontaran hebat. Boom!!! Sang apel mencapai ujung runcing daun rumput berembun, tepat di titik bumi yang tadi menolaknya.
Gaya tarik dan lontar adalah milik Allah, yang dapat menarikmu kemanapun Dia maui lalu mengantarmu kembali ke tempat semula.