
KEPOMPONG DITINGGALKAN KUPU-KUPUNYA
Kepompong ini merindukan kupu-kupu
Kemanakah makhluk cantik yang pernah mendekam di dalamku?
Yang dulu kuselimuti dengan cangkang lenturku,
Yang dulu pernah mendengkur dalam kantongku,
Yang dulu pernah berendam dalam cairan lembutku,
Yang dulu berpuasa dalam bisuku.
Dia ‘tlah meninggalkan lubuk ini
Si cangkang kepompong bodoh ini
Jelek pun tiada berguna lagi
Ketakbermanfaatan sedang dia tangisi
Keberadaannya sedang dia sesali
Waktu telah menggerus asa yang dia kebiri.
Andai kau bertemu si kupu-kupu,
Tolong, Kawan, kau beritahu
Bahwa aku, si kepompong kosong ini, sedang menunggu
Kuharap ia mau menyambangiku
Menclok* sejenak menghibur kefanaanku
Menari berputar napak tilas proses hidup yang kian melayu
Kepompong jelek ini
Tak sadar arti proses dan prosesi
Sepasang keberadaan yang sepanjang hidup harus dia alami
Setiap tahap menempati jangka yang nisbi
Sebentar dan lama bukanlah janji
Yang ada hanyalah membuka-buka pintu misteri
Kepompong menangis
Kupu-kupu menari dan berdendang
Telur berserakan di dedaunan
Ulat tetasan merangkak kemana-mana
Lalu?
Aku, kepompong itu tujuan selanjutnya…
September 25, 2008 – 10:57pm
* menclok: hinggap
apa kata gw… kalau nggak senyum ya ketawa
LikeLike
😀
LikeLike