
SALURAN TERSENDAT, BANJIR, MELONGO
Penat bekerja
Lelah dengan rutinitas
Beban masalah
Kenangan buruk yang mendera
Ketakutan akan kegagalan
Semua seperti sampah
Mengambang di aliran sungai
Menyumpal irigasi sawah
Menyumbat saluran air di pemukiman
Memenuhi got pinggir jalan
Air tak sampai ke laut pada waktunya
Atau tak pernah sampai kesana
Air tersendat di perjalanan
Banjir tiba
Melongo
Tak olahraga
Makan sembarangan
Istirahat kurang
Pekerjaan yang tertunda
Agenda berbaris seperti semut berarak
Seperti darah yang mengental dalam pembuluh
Menyumbat alirannya sendiri
Menyempitkan rongga dengan keraknya
Memberati pompa jantung
Bersesakan kepingannya mencari jalur cepat
Darah tak beredar sesuai normalnya
Pembuluh menggelembung karena muatan
Terowongan itu pecah
Stroke tiba
Melongo
Ini bukan tentang kesehatan saja
Ini juga tentang kreativitas
Yang tersumbat sampah
Yang melambat karena terlalu pekat
Yang akhirnya luber tak pada tempatnya
Tak pada jalurnya
Akhirnya juga tak sesuai ukurannya
Seperti puisi ini
Kengawuran tiba
Melongo
Ayo, bersih desa
Pangkas rumput, ilalang dan semak
Tak ketinggalan lancarkan aliran kali dan irigasi
Larahan jalan disapu lagi
Pathok dan kijing kuburan benahi
Obor yang mati minyaki lagi
Pak Lurah…
Gerakkan rakyatnya
Pak Carik…
Ikut kobarkan semangat
Pak Jagabaya…
Kuatkan doanya
Pak Jagatirta…
Kerahkan ilmunya
Pak Bayan, Pak Kamituwa, kang Suta, Kang Nala
Semua tandang
Mengerahakn kreativitas
Di kerajaan kecil
Yang bertahta di nama kita
Ah… puisi ini
Banjir ide
Namanya jug banjir
Airnya keruh
Penuh kecoak dan segala yang berserak
Serba buangan
Semoga mencerahkan…
November 24, 2008 10:27pm
mau juga tuh gembala badak, gak harus ditungguin tiap hari, disamperinnya pakai teropong infra red seminggu sekali ha ha ha…profesi yang lebih menggiurkan daripada nguras rumah kebanjiran ha ha ha
LikeLike
ayooo… he he he…
LikeLike