
BAKIAK WAK HAJI
Bakiak Wak Haji
Berkelontangan
Menghajar tanah kering yang sedang mengantuk
Menyayati jalanan kampung yang mulus
Membangunkan pikiran-pikiran santri
Menjengkelkan telinga-telinga malaas
Menggoreskan sejarah bising yang sunyi
Tapi…
Wak Haji tak berhenti berjalan
Walau surau terlewati
Muadzin menjerit memanggilnya
Jamaah bertepuk tangan mengingatkannya
Anak-anak berceloteh keheranan
Ibu-ibu berbisik-bisk jengkel.
Bakiak Wak Haji
Makin lama makin tipis hilang bunyi
Tanah tertawa kegelian serasa dielus tangan putri
Jalanan kampung serasa diluluri
Santri-santri menjadi murah senyum
Telinga-telinga malas hidup kembali
Imama muda memimpin sembahyang
Tepukan lembut disapa santun bacaan benar
Anak-anak tetap sembahyang sambil berlari
Ibu-ibu terbuai doa khusyu’nya sendiri
Wak Haji tetap berbakiak
Bakiaknya setua jumlah uban di kepalanya
Bakiak Wak Haji
Semakin tua
Semakin mengaji…
Kasasi – August 15, 2009 – 9:14pm