FLASHBACK – CITA-CITAKU
Menelanjangi diri saya salah satunya adalah dengan merunut balik cita-cita saya waktu kecil hingga saya dewasa. Saya berusaha membuatnya kronologis, tentang umur silakan menebak dengan sukarela.
- Petani
- Guru
- Pedagang sayuran
- Penari Bali
- Dokter
- Mowgli (tokoh di The Jungle Book-nya Rudyard Kipling)
- Membunuh Count Dracula (setelah ditakut-takuti teman-teman kakak saya bahwa Count Cracula menculik anak kecil yang namanya berawalan huruf R yang suka ngusilin orang tua)
- Pemilik sirkus
- Perawat
- Pramugari
- Insinyur Pertanian
- Punya tanah luas untuk sekolah dan rumah sakit gratis, kebun binatang dan kebun raya
- Bermanfaat bagi nusa, bangsa dan agama
- Pemain bulutangkis
- Relawan
- Keliling dunia
- Penyanyi
- Guru
- Penulis
- Pelukis
- Guide
- Duta Besar negara-negara Eropa
- Professional Interpreter
- Pendakwah
- Aktivis NGO
- Wartawan
- Dosen
- Sekolah sampai botak
- Istri shalihah
- Orang kaya
- Orang sukses
- Orang beruntung
Mungkin ada juga serial cita-cita saya yang tak sempat terekam lama dan terlupakan begitu saja. Saya cukup senang ternyata saya memiliki jiwa kemaruk dan petualang sehingga “menjadi apapun” menjadi bagian dari hidup saya. Saya tidak tahu apakah hanya saya atau ada juga orang lain yang liar mengasah imajinasinya.
Saya tersenyum sendiri melihat bayangan saya dengan baju-baju profesi berganti-ganti bahkan ketika menjadi Mowgli mau tak mau harus berbaju minim dikelilingi teman-temannya Raksha (si ibu srigala), Father Wolf (si bapak srigala), Bagheera (si macan kumbang), Baloo (si beruang), Kaa (si ular piton), Hathi (si gajah), King Loui (si monyet).
Kalau saya perhatikan, makin kesini kok cita-cita saya makin abstrak, tak terdefinisikan. Sebotak apa? Se-shalihah apa? Sekaya apa? Sesukses apa? Seberuntung apa? Saya bertanya-tanya apakah teori yang mengatakan bahwa makin tua manusia tujuan hidupnya makin sederhana itu benar atau hanya masalah bahasa saja ya. Kalau ini masalah kesederhanaan berpikir, maka saya dilanda tanya mengapa jumlah orang tua yang stress lebih banyak dibanding anak-anak yang kelimpungan mikirin hidup di dunia?
tua yang stress lebih banyak dibanding anak-anak yang kelimpungan mikirin hidup di dunia?jawabnya.. sebab impian mereka tidak sesuai dengan kenyataan yang di hadapinya, mungkin dulunya terlalu ambisi dan banyak dalih untuk mencapai sesuatu. Hingga di saat mereka tidak dapat mencapai target itu, stress lah dia..
LikeLike
sedangkan yang mempunyai impian sederhanapun misalnya (banyak contoh), mau jadi ibu rumah tangga dan istri yang berbakti kepada suami, juga di landa masalah rumah tangga yang bertubi.Yang menjadi masalah adalah di manusianya sendiri … yang gak pernah puas dan bersyukur dengan yang di terimanya.
LikeLike
berarti kita gak usah pasang target tinggi-tinggi atau gimana nih, Mbak Hen? kadang aku pasang target agak tinggi biar semangat… ya kalau gak tercapai paling yo ndoweh dikit ha ha ha
LikeLike
yep!aku sarujuk sama ini. banyak bukti berserakan di sekitar kita. bersyukur adalah kuncinya ya Mbak Hen. thanks, thanks, thanks, Mbak…….
LikeLike
boleh dong, tapi juga di sesuaikan dan diukur dengan kemampuan kita..misalnya nih, aku dulu kan pas-pasan wong tuwoku..nah cita-cita sudah jelas mau dapet gelar indsiyur dan berprestasi di bidanku.Targetku, karena orang tua cuman mampu nyekolahin D3 yan aku selesaikan dengan baik. Lalu aku kerja, ambil sekolah malam dan akgirnya selesai sdh S1-nya. Kemudian di tengah perjalanan prestasi di dunia kerja yang aku kembangkan sementara Allah memberi kesempatan yang dulu aku impikan juga yaitu sekolah danbekerja di negara orang.Jadi seperti orang bilang, sukse itu ibaratnya naik tangga dan bukan naik Lift. Kita harus sabar menjalani proses biar gak stress.he..he..he..
LikeLike
nah, yang kayak Mbak Hen ini yang jarang-jarang ada. kadang orang maunya mlumpat langsung teka pucuk gak mau kangelan.wis, Mbak Hen. aku tak melu sampeyan ae. berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian. susah senang memang proses aja, tiap level ada ujiane gitu to, Mbak. aku seneng nge-MP punya sahabat-sahabat hebat gini. makin semangat menjalani hidup ini.duh Gusti, alhamdulillaah…
LikeLike
ah… mabok nih jadine
LikeLike
aku juga kadang suka naik turun semangatnya,tapi kalo ingat tujuan tadi…harus di paksa. Pernah sudah naik ke tangga penghabisan.. semangat ini down karena cobaan dik. Duh kalo ingat itu..sungguh mukjizat Gusti Allah masih memberiku kesempatan walaupun harus tertunda setahun…Aku juga seneng bertemu dengan sahabat seperti kamu, banyak memberi wawasan soal tradisi dan juga islam..Iku loh tumpeng buceng, dah lama gak bikin pengen banget..
LikeLike
Bukan cita – cita, melainkan kewajiban!
LikeLike
tuh, Mbak Hen… putumu unjuk gigi…sip, Agripzzz. kewajiban kita untuk bertanggung jawab terhadap pilihan kita. jadi pelukis, pelukis yang baik. jadi ibu RT juga yang baik, jadi siswa juga yang baik. jadi maling, maling yang…*lariiiiii*
LikeLike
eh enggak juga seh, tuh ada temeku yang sampek sekarang masih saja mengatakan cita-citanya jadi ibu rumah tangga..
LikeLike
mabok darat apa laut, Gripzzz? ayo, minum antimo dulu
LikeLike
semangat naik turun? lha aku sempat kasih diriku label bahwa aku ini “gak main” blas. gampang nglokro… pengalaman hidup merantau memang bikin kita makin tough, Mbak.aku iku belajar dari mbak-mbak dan mas-mas dan ponakan di MP kok, Mbak. lha buceng iku kan persembahan untuk Tante Julie yang di Afsel iku lho. aku juga terinspirasi oleh dia, Mbak.
LikeLike
wehe he he he… bagiku itu masih jadi cita-cita je… ayo semangat, semangat…
LikeLike
aku tak balik nang tumpeng sampeyan…meluncur nang kono ae
LikeLike
sip…
LikeLike
Dan itu bukan aku…
LikeLike
ya wis, aku ngaku deh… itu aaaaaaaaaaakuuuu (kayak Sheila on 7)
LikeLike
Tapi bukan akuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu (Kerispatih – Tapi Bukan Aku)
LikeLike
waduh, perbendaharaan lagu orang muda gak banyak je Gripz… jadi Tante balas pakai lagu dangdut jaman 90-an aja ya….siapa sih malam Minggu kecup-kecup pintu…..*ngacir diteriakin ponakan*
LikeLike
Ini mesti cita-cita waktu TK sampe kelas 2 SD karena keponakan saya juga dulu begitu. Katanya, bibi sayur itu orang kaya, banyak duitnya dikendit. Kalo ibunya mbayar belanjaan, bibi sayur ngasih duit kembali dari dalam kenditnya itu……
LikeLike
Ini nggak bakal kesampaian, karena kita ini ‘kan WNI jadi pastinya jadi Dubes RI. Tapi bisa tinggal di Eropa kalo ditunjuk presiden jadi Dubes di Eropa…..He…he….he…..
LikeLike
Halah! Yang gini mesti waktu masih SMA dan baru mulai kuliah. Karena sama dengan cita-cita suami saya. Ada tuh ditulis di diary kami waktu masih remaja dulu. Saya masih simpen sampe sakarang untuk kenang-kenangan……. Ya ‘kan?!Idealisme itu tumbuh karena pikiran remaja kita memang lagi bergolak kepengin mberesin yang nggak beres di Indonesia ini.
LikeLike
Salut mbak Henny. Makanya selalu saya bilang, saya terkagum-kagum sama Srikandi yang satu ini. Omonganku tulus lho mbak, dudu basa-basi!Ayo nak Rike, tirulah mbak Henny.
LikeLike
Matur nuwun, matur nuwun. Nanti aku cari cara yang pas untuk melengkapi beda arti tumpeng kuning dari putih ya? Sabar nak……..
LikeLike
ha ha ha… iya nih, Tante Julie. habis waktu kecil ada pedagang sayur keliling yang kami panggil Yu Cilik tiap hari pasaran datang ke rumah. orangnya kurus, lusuh tapi gembira terus dan selalu nawarin saya dengan kalimat standard, “Mbak Rike, badhe nyuwun disayurne napa?” walah… pengen sebaik dia.sayur, sayur… sayur organik, Bu…
LikeLike
maksudnya itu he he he… ini cita-cita setelah agak gede, Tante…rasanya bangga bisa melayani warga negara yang sedang di rantau orang. trus sekalian bisa keliling Eropa yang menurut saya kaya dengan sastra klasik yang cuma bisa saya rasakan auranya dari novel dan buku yang saya baca.yang ini sih, lewaaaaat…. wis gak mungkin. kalau jalan-jalan ke Eropanya masih mungkin kalau ada sangu…
LikeLike
yes!!! waktu SMA mesti isi diary teman-teman dan gak mau mereka tahu terlalu banyak tentang cita-cita saya yang masih terus nggrambyang, ya jadilah ngisinya “BERGUNA BAGI NUSA, BANGSA DAN AGAMA” kadang tak tambahi “KELUARGA”, “ORANG TUA”. pokoknya variasinya itu deh. gak kreatif banget…
LikeLike
yes!!!sejak baca MP-nya Mbak Henny, saya merasakan semangat yang sempat anjlok lho Tante. awalnya saya bertanya-tanya, wong iki sapa sih kok kuat tenan. pas udah kenal… wis, makin pengen belajar banyak tentang kemandirian dan keteguhannya.dan satu lagi, Tante. kami sama-sama penyuka Ludruk Sawunggaling a la Cak Basman dkk…
LikeLike
doesn’t matter, Tante Julie.jujur, Tante. ada bagian-bagian “SI BEBEK JELEK” yang bikin saya nangis-nangis sendiri di kamar. ada sesuatu yang pas kena di hati saya. kerinduan pada ibu, penghayatan sebagai seorang anak. in short, sebagai seorang wanita saya merasa tersentuh.saya tunggu putih kuningnya, Tante…
LikeLike
Kok nangis sih gara-gara Bebek Jelek? Padahal dia aja anteng. Sekarang dia lagi di atas angkot, mudik. Soale arep pasa, dadi mudik. Durung ngambah omah jare.Terbayang besok sore, dia iftar dewe, nggawe wedang jeruk dewe………Mbak, si kuning putih mbesuk ya, ben penasaran sik……..
LikeLike
habis refleksi diri, Tante… saya dulu waktu kecil sakit-sakitan tapi selalu menahan semua dalam-dalam supaya ibuku tahu saya kuat. trus sekarang saya satu-satunya yang merantau jauh dari ibu saya. sakit, sehat, susah, senang ya tetep tersenyum dan sendiri he he he… tapi enak juga lho, Tante. bisa makan apa aja yang kita suka. gak tergantung jadwal masakan rumah :-)iya deh, tak tunngu kanthi sabar…
LikeLike
suer nih, cita” pertamanya jadi petani? ck..ck..ck.. umur berapa tuh..
LikeLike
kecil banget, Mbak… bapak dan ibuku kan selain pegawai negeri juga petani he he he…
LikeLike
jangan lupa, pernah juga pengen jadi koki dan sampai sekarang masih pengen lho…
LikeLike
emang… trus juga pengen jadi dalang perempuan. kakehan kepinginan pokoke.
LikeLike