To Be Just Right

There are a lot of things left behind the schedule if I talk about my life plan.

iStock_000016351137XSmall

http://www.globaldms.com/blog/bid/149727/Dodd-Frank-Act-Finds-Itself-Behind-Schedule

I plan to get married at 25 years old but happen to be single until 39. Plan to have a house by 30 but got it by 35. To have iPod, iPhone, iPad, MacBook as soon as they were launched but I could just got them all as one package two years ago — just right after I reached Singapore for a new job. To enjoy meditation years ago but being able to do it just three years ago. To do this and that, all with delay….

Apple-products

http://www.visionsforhr.com/2012/01/how-apple-changed-my-life/

But that’s life, to wait for things happen with real patience. When the time is just right, all will come. Needless to say, but like working on repeated actions requiring ergonomics, it takes good stance and poise to get all life plans done. Stance is focusing on priority, poise is doing the best.

Ergonomics

http://www.boattest.com/Resources/view_news.aspx?NewsID=2997

To be just right is a main goal of mine now. To be at the point of understanding that I can only plan and work on my plans without extremely targeting when and how I should reach the dream. Dreams will come true, we should believe — as part of flame to keep up good things. But when and how…. That is just right at the end of the tunnel, we can only see the light without seeing the details of it.

Ahhh…. I’ve been so much treating my life seriously. Time to enjoy every tap of my steps and every tick of my second…. All is well and it can never be enough to say “thanks”. Anyway…

…. Thanks for everything, my Universe….

Muar, Malaysia – September 21, 2014 – 7:36pm

Flashback Cita-Citaku

FLASHBACK – CITA-CITAKU

Menelanjangi diri saya salah satunya adalah dengan merunut balik cita-cita saya waktu kecil hingga saya dewasa. Saya berusaha membuatnya kronologis, tentang umur silakan menebak dengan sukarela.

  1. Petani
  2. Guru
  3. Pedagang sayuran
  4. Penari Bali
  5. Dokter
  6. Mowgli (tokoh di The Jungle Book-nya Rudyard Kipling)
  7. Membunuh Count Dracula (setelah ditakut-takuti teman-teman kakak saya bahwa Count Cracula menculik anak kecil yang namanya berawalan huruf R yang suka ngusilin orang tua)
  8. Pemilik sirkus
  9. Perawat
  10. Pramugari
  11. Insinyur Pertanian
  12. Punya tanah luas untuk sekolah dan rumah sakit gratis, kebun binatang dan kebun raya
  13. Bermanfaat bagi nusa, bangsa dan agama
  14. Pemain bulutangkis
  15. Relawan
  16. Keliling dunia
  17. Penyanyi
  18. Guru
  19. Penulis
  20. Pelukis
  21. Guide
  22. Duta Besar negara-negara Eropa
  23. Professional Interpreter
  24. Pendakwah
  25. Aktivis NGO
  26. Wartawan
  27. Dosen
  28. Sekolah sampai botak
  29. Istri shalihah
  30. Orang kaya
  31. Orang sukses
  32. Orang beruntung

Mungkin ada juga serial cita-cita saya yang tak sempat terekam lama dan terlupakan begitu saja. Saya cukup senang ternyata saya memiliki jiwa kemaruk dan petualang sehingga “menjadi apapun” menjadi bagian dari hidup saya. Saya tidak tahu apakah hanya saya atau ada juga orang lain yang liar mengasah imajinasinya.

Saya tersenyum sendiri melihat bayangan saya dengan baju-baju profesi berganti-ganti bahkan ketika menjadi Mowgli mau tak mau harus berbaju minim dikelilingi teman-temannya Raksha (si ibu srigala), Father Wolf (si bapak srigala), Bagheera (si macan kumbang), Baloo (si beruang), Kaa (si ular piton), Hathi (si gajah), King Loui (si monyet).

Kalau saya perhatikan, makin kesini kok cita-cita saya makin abstrak, tak terdefinisikan. Sebotak apa? Se-shalihah apa? Sekaya apa? Sesukses apa? Seberuntung apa? Saya bertanya-tanya apakah teori yang mengatakan bahwa makin tua manusia tujuan hidupnya makin sederhana itu benar atau hanya masalah bahasa saja ya. Kalau ini masalah kesederhanaan berpikir, maka saya dilanda tanya mengapa jumlah orang tua yang stress lebih banyak dibanding anak-anak yang kelimpungan mikirin hidup di dunia?