Terbang seperti burung
Berputar seperti gasing
Berdesing seperti peluru
Mendesis seperti semburan kembang api
Melintas di jalur lurus (yang pasti berbelok)
Tass!!!
Kutersungkur kesakitan.
Lemparkan saja
Kutahu kau memburu ketabahanku
Kusadar kau menginginkan keikhlasanku
Kucium rencanamu—
Membuatku tak berdaya di tempatku—
Supaya tak mengikuti langkahmu
Amboi…
Kau lupa kau bukan orang Aborigin
Yang ahli melemparkan boomerang dan menangkapnya
Sebentar lagi instrumen itu kembali pada punggungmu
Tass!!!
Kau tersungkur kesakitan.
Aku masih tersenyum geli
Melihat mata sombongmu mengemis
Mendapati jiwamu meronta
Memanggilku dalam diam
Haruskah kutertawakan si pengirim boomerang
Atau kutolong ia walau telah melukaiku?
November 2, 2008 – 6:29pm
Personifikasinya menarik, Rieke….
LikeLike
pasti nih lagi ditimpuk ya?sini..tak timpuk pake apel..enak lho..
LikeLike
terima kasih, Mas Ferry.
LikeLike
haduuuhhh!!! benjol..
LikeLike
mbak..
LikeLike
¤moral: tak baik tertawa diatas penderitaan orang laen.¤air tuba hendakny dibalas dg air susutfs-inspiratif bgt
LikeLike
boomerang ada yang bisa balik ada juga yang tidak bisa balik ke pelemparnya. itu tergantung dari: keahlian sang pelempar dan pada design boomerang sesuai fungsinya. silakan baca link berikut:http://en.wikipedia.org/wiki/Boomerang
LikeLike
ada apakah? aku meh bobok jee… :-p
LikeLike
you are welcome.kadang kita perlu bicara pada tataran realita. nilai moral kadang terbatas pada kertas dan orasi. hati-hati menggunakannya pada orang lain. bisa jadi seperti diatas he he he…
LikeLike
read!
LikeLike
senjata makan tuan ya?
LikeLike
Boomerang – Grup Band yang lama menghilang:-)Ga nyambung koment-nya
LikeLike
dibilang gitu juga bisa…
LikeLike
sambung-sambungin aja poon… sama boomerang-nya.
LikeLike