BAKIAK WAK HAJI

BAKIAK WAK HAJI

Bakiak Wak Haji

Berkelontangan

Menghajar tanah kering yang sedang mengantuk

Menyayati jalanan kampung yang mulus

Membangunkan pikiran-pikiran santri

Menjengkelkan telinga-telinga malaas

Menggoreskan sejarah bising yang sunyi

Tapi…

Wak Haji tak berhenti berjalan

Walau surau terlewati

Muadzin menjerit memanggilnya

Jamaah bertepuk tangan mengingatkannya

Anak-anak berceloteh keheranan

Ibu-ibu berbisik-bisk jengkel.

Bakiak Wak Haji

Makin lama makin tipis hilang bunyi

Tanah tertawa kegelian serasa dielus tangan putri

Jalanan kampung serasa diluluri

Santri-santri menjadi murah senyum

Telinga-telinga malas hidup kembali

Imama muda memimpin sembahyang

Tepukan lembut disapa santun bacaan benar

Anak-anak tetap sembahyang sambil berlari

Ibu-ibu terbuai doa khusyu’nya sendiri

Wak Haji tetap berbakiak

Bakiaknya setua jumlah uban di kepalanya

Bakiak Wak Haji

Semakin tua

Semakin mengaji…

Kasasi – August 15, 2009 – 9:14pm

19 thoughts on “BAKIAK WAK HAJI

  1. bundel said: Sami-smi jeng. Dafi suci kita kembali kepada kesucian belaka. Selamat menunaikan ibadah Ramadhan, disertai barokah Allah yang melekat terus sepanjang masa!

    amiiin… saya memulai tadarrus dari juz satu, Bunda…

    Like

  2. rikejokanan said: matur nuwun, Bunda… selamat menunaikan ibadah puasa dan amalan lain di bulan Ramadhan… semoga selalu setia menjalani rukun-rukun yang ada… amiiin…

    Sami-smi jeng. Dafi suci kita kembali kepada kesucian belaka. Selamat menunaikan ibadah Ramadhan, disertai barokah Allah yang melekat terus sepanjang masa!

    Like

Leave a comment