SIMBOL ATAU MAKNA MANA YANG LEBIH PENTING (bagian 2)

SIMBOL ATAU MAKNA

Mana Yang Lebih Penting?

(Bagian 2)

Sekali simbol terungkap maka akan segera terbuka pulalah lapisan pembatas cakrawala kita. Seperti lapisan pelangi yang sebenarnya bukan mejikuhibiniu. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu tak cukup mewakili warna yang ada di semesta raya ini.

Merah berarti berani? Benarkah? Itu hanya budaya kita. Menurut budaya lain, merah adalah simbol kegembiraan. Di budaya yang lain lagi, mereka menyebut merah berarti darah alias kematian. Budaya yang lain bisa saja menyebut kualitas lain. Hitam bisa saja berarti apa saja tergantung apa yang dilihat seseorang dibalik warna hitam. Alangkah jamaknya makna yang dapat ditangkap dari sebuah simbol.

Mana yang lebih penting?

Simbol atau makna?

Atau keduanya?

Tak bisa keduanya, harus ada salah satu mengalah pada yang lain. Lihatlah foto diatas judul tulisan saya ini. Apa yang Anda lihat? Simbol atau makna?

Bisa saja Anda segera berkesimpulan bahwa gambar diatas penuh makna. Artinya Anda menganggap bahwa lukisan tersebut merupakan simbol yang dibaliknya tersimpan lika-liku pelajaran yang membuat pemaknanya memahami sesuatu.

Mungkin juga Anda berkata “gambar diatas hanya simbol” maka Anda telah siap dengan kepelikan yang akan Anda buat sendiri untuk menjadikannya penuh makna.

Jadi ada saat kwtika Anda memahami sesuatu sebagai simbol; saat yang bersamaan orang lain menjadikannya makna. Sebaliknya, juga bisa.

Ada sebuah persyaratan mutlak supaya sesuatu menjadi simbol sekaligus makna pada saat yang bersamaan. Dan itulah ketika dua pandangan yang bertentangan mampu memahami simbol dan makna sebagai suatu kesatuan.

Contohnya:

Seorang istri menganggap anak adalah investasi yang nanti kalau si anak udah gede mereka bisa menjadi tempat mereka berteduh sambil menunggu Pengelana menjemputnya. Sang suami menganggap anak itu sebagai beban yang harus segera dibebaskan dengan kerja keras sehingga disaat sang ayah tua dia sudah tak harus dibebani urusan anak lagi. Apakah keduanya memandang dengan persepsi yang sama? Tidak!

Sang ibu memahami anak sebagai sebuah makna yang apabila diselami akan menjadikannya bahagia: makna yang mendalam bisa membuat sang ibu bertahan menghadapi kesakitan batin “disakiti” anak. Sang ayah memahami keberadaan anak sebagai simbol perjuangan jika sudah tuntas akan menjadi penuh makna dengan datangnya: kemenangan.

Apakah Anda ingin berpikir sebaliknya? Tak mengapa. Saya terima. Karena seumpama mengupas bawang, Anda berhak menguliti apa yang baru saja saya kuliti. Jika mata Anda telah pedih Anda boleh juga berhenti atau tak berhenti.

Ukuran simbol dan makna: sekuat Anda, batas keletihan tak terukur karena Pemilik simbol dan makna sungguh tak berbatas apa-apa.

Keramat – Februari 2010 – 9:53 malam

3 thoughts on “SIMBOL ATAU MAKNA MANA YANG LEBIH PENTING (bagian 2)

Leave a comment