Discrimination (English)

Have you ever been discriminated? Based on any factors – religion, ethnic group, age, political stance, sexual orientation, education, gender, et cetera any other possible ways which are all possible under the sun. I’ve seen people discriminating and being discriminated. So sad, vulnerable and weak.

Imagine a group of migrant workers among a crowd of locals in a factory, they are of weak bargaining position. At the end of the day they will say yes to any tasks given as long as they can survive until at least the contract is finished.

Someone told me of being discriminated based on gender – the same job description, the same  length of tenure, different gender, different salary & benefits. What would you do?

And, in a modern country whose per capita income is the highest in the region people are ghostly discriminative against migrant workers. When people are jealous and out of clear thinking, they would think as wild as the charging bull. They think migrant workers are not as good as them, even the skill is proven against time and space. In their mind is only “getting rid of those foreigners who have taken our job opportunities”. Educated is just a word, they are not well educated actually.

Are you white? Or, black? Or, colored?

Some people — some — respect whites more than they do black or colored. I have been colored since I was born and I am thankful for being naturally safe from skin cancer but was once — twice, thrice, etc — so disappointed when local people serve my white colleagues better, treat them as if they were hints and queens. In fact, they are just THE SAME. What’s wrong with you, local colored people? Do you think white is more just because they are white? Wake up!

You treat animals like sh*t “just” because they are animals? That is a wider discrimination. And, this is even to helpless creature that have nothing but instinct to cry to the Universe.

But, when humanity and love are gathered in someone’s heart…. Discriminating is a ridiculous thing, a self mockery? Nothing but absence of sanity and clear thinking —

Love yourself. If you want others to respect you, respect others first. Love yourself more…. If you love yourself, you’ll love others and will never discriminate with any single basis possible which are all possible under the sun.

Cats will love you. Dogs will love you. Rabbits will love you. Birds will love you. Insects will love you. Horse will love you. Flies will love you. Mosquitoes will love you. Leaves will love you. Flowers, trees, wind, sun-ray, water, all will love you….. Human being will love you, too.

Namaste.

peace-love-joy-universe-world

Picture borrowed from http://shiningspiritmeditation.com/tag/universe/

Singapore – october 13, 2014 – 11:44pm

SENYUMKU NYANGKUT DI GIGI

SENYUMKU NYANGKUT DI GIGI

Senyummu untuk saudaramu adalah ibadah, begitu kira-kira terjemahan bebas dari sederet kata arif Sang Nabi. Kalimat mini ini terdengar enteng di telinga. Apa sih susahnya senyum, cukup dengan menarik otot bibir sedikit jadi sudah. Menurut para ahli ototologi (ahli otot ha ha ha) manusia menggerakkan lebih sedikit otot ketika tersenyum dibanding dengan ketika mereka cemberut marah. Otomatis jika Anda tersenyum, akan hemat energi. Jika hemat energi, akan hemat biaya. Jika hemat biaya, …

Pasalnya senyum BUKAN urusan otot. Senyum adalah urusan hajat hidup yang sesekali (singkatan dari sering sekali J) membutuhkan usaha keras untuk mewujudkannya. Seperti kali ini.

Sejak beberapa waktu lalu kami dijanjiin hadiah outing ke kantor pusat karena tim kami disini mencetak prestasi yang ngedap-edapi (mengagumkan, Bahasa Jawa). Tentu kami bersuka cita, paling tidak paspor kami tidak menganggur lagi. Yang bikin optimis adalah sudah ada pembagian siapa bakal sekamar dengan siapa. Tapi ada satu orang yang hobi konyolnya adalah mematahkan semangat orang dengan kalimat “dream on, dream away, lu pade ntar juga memble”.

“Ih, Cik. Optimis dikit po-o”.

“Heleh udah bayak bukti. Mbot gak jadi ke UK. Training Vietam, mana? Outing per trimester mana? Mention others. Dream on, daaah”, sergah Cik Yen jenaka.

Waktu berlalu, monthly meeting tiba dan Pak Bos berkenan berpidato blah blah blah, target ini, kenapa ini, kenapa itu, jangan begini, mesti begitu dan pengumuman penting pun tercetus.

“Kita mesti bentuk panitia kecil nih.”

Semua terlonjak teringat harapan kecil kami.

“Quality Summit di Indonesia nih, yang datang sekitar 50 orang termasuk dari Philippines. Saya sudah hubungi tiga hotel, tinggal nunggu hasil aja. Kalian arrange acara hari ketiga ya, mereka maunya semua serba a la Indonesia, blah blah blah…”

JEGGER!!!

QA Summit di Indonesia? Jadi disini? Jadi kami tidak jadi dapat hadiah jalan-jalan? Jadi lagi-lagi bule-bule jangkung itu yang jalan-jalan? Jadi kerja yang katanya brilliant itu mau dihadiahi dengan kunjungan lagi? Tim Philippines yang anak bawang dan kadang bikin kita disini kalang kabut itu malah dikaruniai kesempatan ini??? Jadi…

Tidak satu pun dari kami menyambut tawaran menjadi panitia. Buktinya Pak Bos tidak berani memaksa. Tandanya lonceng perasaan bersalah berdentang keras tapi seperti biasa orang gedean kena sindrom gengsi minta maaf. Hanya satu orang yang bisa menegakkan leher ketika keluar dari ruang rapat. Siapa lagi kalau bukan Cik Yen. Kerudung kaosnya berkibar-kibar seperti semangatnya yang tak pernah surut. Sepatu kets-nya berdecit-decit bersaing dengan geraman sepatu keds saya.

Kami menekuri pekerjaan kembali. Tugas masih sak dabres (banyak, bahasa Jawa). Senyum kami enggan berkembang, rencana jalan-jalan gratis pupus dan layu, kalau mau jalan berarti rogoh kocek sendiri. Bos pun untuk sementara tak kami hiraukan. Nanya tetek bengek dijawab garing. Akhirnya dia bete sendiri dan berlalu ha ha ha…

Mana lagi senyum ibadah itu? Senyumku nyangkut di gigi. Gemeletuk menyedot energi.

August, 2008 (tough week)