SAAT KAMU MANDI, MENGAPA KAU PILIH LAGU ITU?
Saat kau mandi, kau selalu menyanyi
Lagumu anak panah sunyi
Dengan hulu tertuju hatiku
Sore tadi, kau mandi
Kudengar kau bernyanyi
Isinya mengiris hati
Andaisaja tak kumengerti bahasa hati
Mungkin aku tak peduli
Namun pesanmu terlalu mudah kumengerti
Benarkah?
Adakah aku salah?
Atau hanya sekedar gundah?
Kau memang selalu bersenandung
Saat tenang ataupun bingung
Sore ini pun galau tak dapat kutanggung
Di jalan tadi semua tampak baik
Tiada tanda, hapuslah panik
Danau hatiku tak lagi terusik
Namun lagu ketika kamu mandi itu
Masih terngiang di gendang kalbuku
Adakah itu jujurmu?
Kuturunkan kaca pemisah kita
Tak kuat aku bersirobok mata
Pulang mengukur jalanan kota, kau jadi hambar tak berasa
Adakah ini tanda lagu itu?
Adakah ini alamat akhir perjuanganku?
Ya atau tidak?
Oh, Tuhan
Mungkin kini aku di persimpangan
Tangan hangatnya yang kuharapkan.
Masihkah Kau berpihak padaku?
Yang terus saja melaju
Tak kuasa kugambar rupa hatiku…
Sudahlah…
Keringat hatiku telah kering
Airmataku sia-sia juga
Kuhela nafas terakhirku
Kusudahi lengkung pelangiku
Karena lagu ketika kau mandi sore tadi…
0ctober 4, 2008 – 12:21am
memang sih, budaya mandi berbanding lurus dengan kesadaran akan kebersihan dan… kesadaran akan BB sendiri he he he…syukurlah orang Indonesia sadar akan kebersihan dan BB sendiri jadi rajin mandi.
LikeLike
Bangladesh yang ane temui disini BBnya sama khas begitu lhoh, pakistan juga sendiri BBnya kalau india BBnya ruwet karena mereka mengunyah kaya’ sirih tapi berbentuk tablet,kadang juga tembakau yang rasanya bikin fly…pernah sih nyoba sekali tapi kepala jadi ringan dan kaki enteng, ane pernah tanya apakah ini ada campuran ganja dia bilang itu tembakau murni….ah tidak mungkin sejak saat itu ane kapok tidak pernah nyoba tembakau india lagi
LikeLike