TIDAK BISAKAH KAU TENANG?
Ini masih berurusan dengan tetangga tepat sebelah rumah. Kali ini urusan makin ruwet. Si bunda menuduhku mempengaruhi pembantunya untuk pulang kampung dengan tujuan mengambilnya sebagai pembantu selepas keluar dari rumah tangganya. Tuduhan itu tidak langsung disampaikan kepada saya. Beliau (entah sengaja entah tidak; lagi-lagi) menyampaikannya melalui tukang sayur. Dasar tukang sayur tak berpendidikan ya langsung saja menyerang saya dengan tuduhan murahan itu.
Saya cuma berkata,”Mpok Salma, kalau saya mau pembantu saya nggak akan mengambil Mbak Asih karena dia malas dan kerjanya tidak rapi.” Sudah itu saja, titik. Setelah itu saya memilih tomat yang ranum-ranum lalu membayarnya dan pergi.
Tetangga nomor tiga sempat menyamperi saya dan berkata,”Mbak Rike, klarifikasi saja. Tolong jelaskan sebenarnya bagaimana.”
“Dik Nuning, saya tidak akan menjelaskan apa-apa karena ini sudah kedua kalinya beliau menyakiti saya dengan tuduhan tidak beralasan.”
Saya sekarang tahu bahwa mereka memang orang-orang yang tidak tenang. Seandainya mereka tenang pasti mereka tidak akan mempertanyakan kenapa saya sekian lama menyendiri dan hidup hanya dengan seekor kucing kampung yang biayanya melebihi biaya kucing ras peliharaan teman mereka.
Yang kupikirkan sekarang adalah bagaimana aku tetap tenang walau orang sekitarku tidak merasa tenang dengan keberadaanku. Apa salahku? Mengganggumu aku tidak. Bahkan sekarang berinteraksi denganmu aku kurangi. Apa lagi yang kau inginkan dari hidupku? Ketidaktenanganku? No way! You’ll never geit it!!!
Kau tidak akan bisa mengusikku sampai kapanpun.
Tangerang, 28 Maret 2011 – 9:35 malam
Makanya saya juga lebih senang menikmati hidup di dalam rumah saya sendiri aja kok akhir-akhir ini. Ke luar bersosialisasi cuma sebulan sekali di waktu arisan kampung.Sekarang saya tenang.
LikeLike
awalnya justru karena saya kurang senang nggabung dengan kumpulan gosip mereka, Bunda… trus pas saya mulai dekat kok saya jadi tahu mereka suka rerasan yang tidak beralasan… jadinya saya menarik diri dan ketika kebetulan ngobrol dengan si Asih pembantu tetangga nomer 2 itu besok paginya si Asih pulang kampung karena dituduh hamil sama si bunda itu…eh, saya yang dituduh mempengaruhi Asih pulang. aduh… kok aneh he he he…
LikeLike
waduw susah deh kalo udah punya tetangga model begitu, biasanya forever kelakuannya ya begitu…
LikeLike
iya, Mbak Sari… ada indikasi ke arah itu. yang paling kurang tak suaki, beliau ini sukanya menghasut orang lain untuk ikutan seperti dia… ya akujadinya agak menarik diri aja…
LikeLike
memang paling bagus ya dihindari aja kontak dengan beliau hehebiar ga tambah sakit ati…
LikeLike
iya, Mbak Sari… nggak ada untungnya kalau udah ketahuan begitu…mending ngempi dibawah presiden wanita wae hi hi hi…
LikeLike
hiiiiiii *kaburrrr*
LikeLike
ya… ya… ya… Aku percaya :p
LikeLike
ketika kita sudah memposiiskan diri ‘andhap-asor’ dah gak dihormati, Ngapain lagi musti mikirin orang2 itu…..ABAIKAN…….!!!
LikeLike
Bu Presideeeeeeeeeeeeeeeeeeennnn!!!! Tungguuuu!!!
LikeLike
iya deh… percaya sama Tuhan ya? hi hi hi
LikeLike
pancen… malah sing lucu meneh, dia ganti gembok cluster aku gak dikasihtahu… berarti kan udah memulai permusushan toooo… dia pikir aku gak bisa manjaaatttt? hi hi hi
LikeLike
ealah alaahhh… kok ya lucu nemen yaaa…..
LikeLike
emang ooo’… gak papa, aku udah punya rencana konyol. kalau sampai aku pulang malam gak bisa masuk cluster dan mesti manjat, tenan pokoke aku arep gawe lawang dhewe wakakakakakakaaaakkkk!!! toh rumahku paling pinggir, hayo mesthi dheweke mangkin setressss…. ha ha ha
LikeLike
wakakkaak, apik ikk….
LikeLike
tenan oooo’…. cen aku nek wis kadhung ngambek biasanya neraki sembarang ha ha ha…
LikeLike
hahaa..yawis nang TIM wae ya mBakkk…nongton… lumayan isa ngguyu2 sikk*meluncur ahh*
LikeLike
siiip… ojo lali sharing-e ning MP…
LikeLike
muga ra lali wiss….
LikeLike