BERAPA TULISAN?
Berapa tulisan yang telah kau baca? Kata Bu Guru.
Mengapa dia menghitung tulisan?
Sedangkan ibuku sering bertanya “Berapa buku yang telah kau baca, Nak?”
Aku kesulitan
Kesulitan menjawabnya;
Kesulitan menghitungnya.
“Bu Guru, kalau berapa buku yang saya tlah baca saya bisa tahu. Kalau tulisan, saya tak mampu menyediakan jumlahnya.”
“Rasanya tak sulit kau menghitungnya. Katakan saja apa yang kau punya”.
Bu Guru kami sangat manis, jarang memaksa.
Namun hari itu beliau menjadi raksasa
Yang suka memangsa anak-anak yang ketakukannya nampak sangat.
Aku tersenyum kecut lalu menyelinap diantara bayangan teman-teman yang aman karena tak menerima giliran ditanya.
“Ayo… Jangan lama-lama menghitungnya. Bu Guru sudah tak punya banyak waktu. “Berapa kata yang pernah kau baca?”
“Sejuta, Bu,” teriak temanku.
“Semilyar, Bu,” teriak temanku yang lain tak kalah riangnya.
“Setrilyun, Bu,” teriak yang lain lagi tak kalah bangga.
“Lengkap, Bu,” teriak sisa penghuni kelas kecuali si kerdil aku.
Hingga kelas dibubarkan aku tak mampu.
Aku termangu,
Diantara sorak-sorai teman yang dapat memenuhi permintaan guru.
Aku curiga,
Jangan-jangan ini persekongkolan
Mempermalukan aku.
Bertahun kemudian setelah aku tua,
Ibu guru kami berpulang ke rahmatullah,
Aku masih sesekali menyelidiki
Menghitung berapa kata yang telah kubaca.
Sedikit ekonomi dan politik
Cerita pendek, setengah panjang dan bersambung.
Bergambar atau tidak,
Resep menggiurkan,
Humor segar yang kadang lebih serius daripada filsafat dan kewenangan berpikir.
Ini dan itu, bermanfaat atau hanya membunuh waktu.
Semua indah, hanya sedikit kegetiran.
Indah.
Sungguh indah.
Kemudian terdengar kata-kata ibu guruku “Sudah kau hitungkah tulisan yang telah kau baca, Nak?”
Berakhir sudah mimpi panjangku.
“Ampun, Ibu Guru. Hamba hanya membaca satu tulisan. Satu saja.
Dan itu telah cukup untuk selamanya.
Tulisan itu adalah sastra.
Tulisan yang indah.
Tulisan yang su.
Su adalah indah
Sastra adalah tulisan
Tulisan yang indah.
Terima kasih Bu Guru, telah memberikanku sebuah pertanyaan
Yang berhasil membuatku berpikir tak berkesudahan
Untuk sebuah kata:
Susastra.
Tangerang, 24 Maret 2011 jam 9:46 malam
Ave… Bukan yang ini. Puisiku yang satu lagi tapi kalau boleh ini aku kirimkan juga eh eh eh
LikeLike
Inikah yang kau kirimkan? Maaf, aku belum sempat mengeceknya karena naskah masih dipegang tim.
LikeLike