CERMIN
Terpantul wajah hatiku
Berleleran airmata
Menangisi kenangan
Mengharapkan masa
Lalu garis merah menyeberangi telaga mataku
Melontarkan api menyala
Melelehkan batang lilin malam
Menghancurkan berhala cintaku
Cerminku terang benderang
Silau menyerang bola mataku
Uap menjejakkan titik embun di permukaannya
Cerminku berkabut
Berleleran airmata
Menangisiku
Mengharapkan Kekasih
June 15, 2008
Aduh, terima kasih Bunda Puput atas support darimu… Itu keluar dari jiwa yang termurni dan terdalam. Mbak, ayo dong pulang… kangen niiiih… ntar kita ngobrol sambil berenang bersama cumi-cumi 🙂
LikeLike
Waduh, De Rike sudah menjadi seorang pujanggawati.. kekuatan syair-mu bisa duduk sejajar dengan syair mas Ebiet dalam menggambarkan explorasi perasaan cinta, kerinduan, kabahagiaan, kesediah, juga patah hati.. jangan kau patahkan hatimu ya.. masih ada sinar yang tidak menyilaukan yang meyimpan bayangan sejuk wajahmu..:-) Salam rindu dari sebrang..
LikeLike