Light

My body is lighter, when I sleep…. I can fly to all places I want to go and meet with anybody I want to encounter with. As long as I sleep well, I would dream and only then I will remember what I dream when I wake up later. Image

I should let myself be light, even lighter so that I can gain whatever I want to. I travel in my good sleep. I greet my beloved ones in my good sleep. I just need to sleep well to dream and at the same time to realise my dream. Image

I believe my dream is as real as the reality when I am awake. My reality in awake state is when the body experiences all things in life. But in dream is when my soul lets my body take a rest and it goes by itself experiencing etheric reality…. So, no matter what I dream I would thank that in the name of God I get what my body has dreamt of in the day. Oh…. how light I am  now, sleepy…. Need some good sleep and sweet dream. Let me meet my Bob, my late father and any other beloved ones living in the world, in this matrix…. I am sorry I am actually chattering….. Sorry but I feel so light and want to sleep to realise my dream….

Image

YCK Rd – March 3, 2014 – 11:18pm

RINDU

RINDU

Apa sih sebenarnya yang menyebabkan rindu?

Ikatan antar jiwa kah?

Apa yang menyebabkan setiap jiwa terikat pada jiwa yang lain?

Adakah zat kimiawi yang menyebabkannya?

Atau inikah yang dinamakan spiritual?

Alangkah rumitnya rindu.

Rindu Bob Kucing

Phnom Penh, 17 Juli 2012 – 7:47 malam

Foto dipinjam dari http://www.fanpop.com/spots/maria-050801090907/images/27986990/title/miss-already-photo

FAKTA KUCING

FAKTA KUCING

  1. Kucing memiliki sekitar 30 gigi dalam mulutnya.
  2. Kucing tidur paling lama diantara binatang lainnya, sekitar 16 jam.
  3. Kucing dengan bulu putih dan mata biru biasanya terlahir tuli, walaupun begitu indera lain mereka berkembang sebagai gantinya.
  4. Dalam kerajaan binatang, IQ kucing hanya dapat dilewati oleh monyet dan simpanse ternyata kucing anggora atau kucing persia sangat pandai.
  5. Kucing lebih mungkin selamat jika terjatuh dari lantai 20 daripada lantai 7. Alasannya karena kucing membutuhkan waktu setara dengan 8 tingkat untuk menyadari apa yang terjadi, tenang dan membetulkan posisinya.
  6. Sama dengan frekuensi mesin diesel yang tidak sedang bekerja, kucing bergumam 26 putaran/detik
  7. Kumis pada kucing sangat sensitif dan dapat merasakan perubahan tekanan udara bahkan yang kecil sekalipun. Kemampuan ini membuat kucing dapat menggunakannya sebagai penuntun alternatif untuk bergerak dalam kegelapan ketika ia tidak dapat melihat.
  8. Semua kucing berjalan dengan jinjit, termasuk kucing anggora atau kucing persia.
  9. Walaupun kucing memiliki 5 jari di kaki depan, mereka hanya mempunyai 4 jari pada kaki belakang. Namun pada beberapa kucing dapat terlahir dengan jari banyak sampai 7 bahkan dengan tulang tambahan.
  10. Pada saat kucing berumur 6 bulan, itu setara dengan 10 tahun usia manusia.
  11. Jika anda butuh sinar UV untuk melihat, pakai saja kencing kucing, karena kencing mereka menyala dalam gelap.
  12. Tahukah kamu, kucing (Felis silvestrid-catus), terutama kucing rumah adalah salah satu hewan predator paling hebat di dunia. Kucing ini mampu membunuh dan atau memakan beberapa ribu species, mengalahkan kucing besar (seperti singa, harimau, dan sejenisnya) yang hanya mampu memangsa kurang dari 100 species . Namun karena ukurannya terbilang kecil, maka tidak berbahaya bagi manusia. Namun tetap saja sangat berbahaya apabila kucing ini terinfeksi rabies.
  13. Kucing telah berasosiasi dengan kehidupan manusia sekurangnya sejak 3500 tahun yang lalu. Ketika itu orang Mesir kuno telah menggunakan kucing untuk mengusir hama tikus dan hewan pengerat lainnya dari hasil panen mereka. Namun, percaya atau tidak, di dunia ini hanya terdapat 1% populasi kucing di dunia yang termasuk galur murni atau kucing ras. Sisanya adalah kucing hasil pencampuran dari berbagai ras atau biasa yang kita sebut sebagai kucing kampung. Karena itu, kucing ras termasuk kucing yang paling sering dicari dan mahal harganya.
  14. Di Indonesia, suara kucing sering ditulis dengan kata “Meong”. Dalam bahasa Inggris yang digunakan di Amerika, suara kucing sering ditulis dengan “Meow”. Di negara Inggris sendiri, suara kucing ditulis “Miaow”.
  15. Kucing biasanya memiliki berat badan antara 2,5 hingga 7 kg dan jarang melebihi 10 kg, kecuali diberi makan berlebih, si pussy bisa mencapai berat badan 23 kg. Dalam penangkaran, kucing dapat hidup selama 15 hingga 20 tahun, dimana kucing tertua pernah diketahui berusia 36 tahun! Kucing liar yang hidup di lingkungan urban modern hanya mampu hidup selama 2 tahun atau bahkan kurang dari itu.
  16. Kucing termasuk hewan yang sangat bersih. Mereka sering merawat diri dengan menjilati rambut mereka. Saliva atau air liur mereka adalah agen pembersih yang kuat. tapi dapat memicu alergi pada manusia. Kadangkala kucing memuntahkan semacam hairball atau gulungan rambut yang terkumpul di dalam perutnya. Sementara itu kucing dapat menyimpan energi dengan cara tidur lebih sering ketimbang hewan lain. Lama tidur kucing bervariasi antara 12 – 16 jam per hari, dengan angka rata-rata 13 – 14 jam. Tapi tidak jarang dijumpai kucing ya
    ng tidur selama 20 jam dalam satu hari.
  17. Percaya atau tidak, di abad pertengahan kucing dianggap berasosiasi dengan penyihir dan sering dibunuh dengan cara dibakar dan dilempar dari tempat tinggi. Sejumlah ahli sejarah percaya bahwa wabah Black Death atau wabah pes menyebar dengan cepat di Eropa pada abad ke-14 akibat tahyul itu. Hal itu disebabkan banyaknya pembunuhan kucing yang dilakukan sehingga meningkatkan populasi tikus yang membawa wabah pes tersebut.
  18. Jenis yang paling kecil adalah kucing berbulu bintik-bintik yang ditemukan di Sri Lanka. Ukurannya setengah ukuran kucing kampung. Sedangkan kucing yang terbesar adalah seekor harimau. Harimau jantan Siberia atau harimau Amur mempunyai panjang badan keseluruhan lebih dari 3m (10 ft) dan berat badan hingga 300kg (660 lb). Meong!
  19. Kucing kampung mendengkur setiap 26 kali per detik, sama dengan frekwensi mesin disel dalam keadaan idle. Kucing kampung dapat mendengar frekswensi suara hingga 65 kHz, sedangkan manusia hingga 20 kHz. Kemampuan indera penciumannya 14 kali lebih kuat daripada penciuman manusia.
  20. Pada mata kucing ada lapisan pemantul cahaya yang dinamakan tapetum lucidum, yang menyebabkan mata kucing berpendar di malam hari. Lapisan pemantul ini dapat menyerap cahaya 6 kali lebih kuat daripada mata manusia, yang memungkinkan kucing untuk dapat melihat di kegelapan.
  21. Kucing melangkah dengan kedua kaki kirinya, sedangkan pada saat berlari menggunakan kedua kaki kanannya. Satu-satunya binatang yang melakukan hal ini adalah jerapah dan onta.
  22. Kucing langka; Memang jenis kucing kampung adalah yang paling banyak, tetapi ada juga jenis kucing yang sangat langka bahkan terancam kepunahan di muka bumi. Hanya terdapat sekitar 250 ekor kucing mirip musang di Malabar, Asia yang berjuang dari kepunahan. Kucing Iriomote, ditemukan di kepulauan Jepang Iriomotejima, dengan jumlah kurang dari 100 ekor.
  23. Ternyata kucing itu bermimpi dan ngelindur juga, kalau kentut baunya asem banget, bisa bunyi pula, suka iseng makanin serangga seperti kecoak, tapi abis itu dimuntahin, bisa diajarin pup di kamar mandi, kalo dari kecil dibecandain terus gedenya jadi hiperaktif, kalo ga suka dicakar, jangan pernah becandain pake tangan, sampe dia gede ga akan pernah selamet tuh tangan, kucing manja suka ngenyotin selimut, kucing gede gak selalu pemberani.

SENSITIVITY IN ME

SENSITIVITY IN ME

I feel it gets stronger

The sensitivity in me

How I feel hurt to see animals slaughtered for fun, for consumption, for pride

How I feel hurt to see those creatures without defense accept whatever humans want them to be.

Is it after I dig the love between my Bob cat and me?

Or, is it just because it is time when I unseal the hidden key?

Or, is it just an accidental sensitivity in me?

Just now I mistakenly switched on TV to a channel showing a tortoise slaughtered alive! The guilt lingers and tortures my sleeping time. No sleep then. Then it reminds me to topeng monyet that comes to exploitation rather than animal training. Also it drives me crazier when I remember how Kebun Binatang Surabaya animal “collections” get weaker and weaker because the care takers do not care about the animals. They said they lack of money? Then just send those animals to other zoos rather than selfishly claim the poor responsibility of national asset. God damn animals are not national! It is global asset! Once they are distinct, the mankind should mourn!

I go too far… I am being sensitive. I am missing a thing, Bob Kucing. He’s been my savior in my bad times; he’s been alarm of consciousness of oneness. It is too far. I am not supposed to talk about sensitivity. It is merely about my dear cat… Is it?

HHIpoh – December 23, 2011 – 9:00pm

AKU YANG EGOIS DAN BOB KUCINGKU YANG DIBERKATI

AKU YANG EGOIS DAN BOB KUCINGKU YANG DIBERKATI

Beberapa waktu lalu saya pernah menulis dalam bahasa Inggris tentang seekor kucing bernama Bob yang telah menjadi teman setia saya. Saya menganggap diri saya setia padanya karena telah membuat kucing itu jarang kekurangan makanan dibanding kucing kampong lain yang suka sekali berjejer di luar pintu depan menunggu saya membagi sisa makanan Bob atau makanan baru yang rela saya berikan.

Bob setia.

Saya tak ragu dengan kesetiaan Bob menunggu saya pulang, menemani saya bikin report hingga malam sambil dia klekaran (berbaring santai, Bahasa Jawa) di depan pintu kamar atau tepat di telapak kaki saya. Bob yang telah siap duduk di atas pagar tembok ketika saya diantar pulang oleh Pak Usup atau Pak Usen atau Pak Udin atau Pak Iis. Dengan kaki-kakinya yang jinjit Bob akan mengejarku lincah sambil mengeong manja.

“Aku sudah menunggumu. Aku lapar.”

Oh, Bob lapar maka itu dia menantiku dengan setia karena dia tahu aku yang memberinya makan dan minum walau kadang membuatnya bosan dan hanya bisa menikmatinya sedikit lalu minta dibukakakn pintu atau tidur sambil memperhatikan saya.

Seringkali saya merasa Bob telah mendapatkan yang terbaik dari saya. Makanan yang cukup sehat dan menyehatkannya, tempat tidur yang nyaman (bantal saya), badan yang selalu dibersihkan dari debu dan kutu-kutu, elusan lembut dan obrolan ringan (orang gila) atau kadang dituruti apapun maunya. Tahu nggak sih kucing saya ini biarpun jam 1:00 pagi kalau pengen pulang yang pulang saja – saya tidur di kamar belakang maka dia memanggil-manggil saya dari atas trails dapur.

Menurut ilmu perkucingan, saya merasa telah memberikan yang terbaik.

Makanan sehat, tempat tinggal yang cukup bersih, kasih sayang yang memadai, waktu bermain yang tak terikat, dll

Tapi…

… baru-baru ini saya merasa bahwa saya sesungguhnya belum atau malah tidak pernah memberikan yang terbaik pada Bob. Apa yang saya lakukan hanya sekedar best practice yang menurut manusia adalah perlakuan terbaik pada kucing. Manusia telah merasa optimal ngopeni ingon-ingone (merawat hewan piaraannya, Bahasa Jawa).

Ketika Bob mengeong-ngeong minta keluar, biasanya saya akan menunggunya setengah jam.

1. Jika dia mengeong terus hingga lebih dari 30 menit maka saya akn mengeluarkannya karena dia memang serius pengen sesuatu: kawin atau eek.

2. Jika dia tak pulang maka akan saya cari dia hingga keliling RT (serius ini) dan lalu menggiringnya pulang dan tidak melepasnya kecuali yang terjadi adalah nomer 1 di atas.

3. Jika badan dia kotor maka saya akan segera menyediakan air hangat dan shampoo kemudian mengelapnya dengan kain handuk kecil hingga bulunya tampak tidak dekil.

4. Jika kutu-kutu terlihat gembira di sela-sela rambutnya, saya akan memeluk Bob lalu memunguti kutu-kutu dan telur-telur kutu yang suka mendekam di sela telinga lalu membasminya dengan kuku jempol tangan.

5. Jika dia diam sambil memperhatikan saya, kuciumi hidungnya sampai dia merem-merem.

6. Jika Bob begini maka aku begitukan.

7. Jika Bob begitu maka aku beginikan.

Ilmu saya sebagai seorang biyung (ibu, Bahasa Jawa) bagi Bob saya anggap paripurna dan tidak akan saya dengarkan orang-orang diluar sana yang memberikan pitutur (nasehat, Bahasa Jawa) yang niscaya akan membuat Bob lebih sehat sebagai seekor kucing bukan sebagai seekor hewan piaraan.

Saya tidak menyadari bahwa bisa saja Bob mati karena saya perlakukan terlalu istimewa sesuai buku-buku perkucingan yang saya baca atau nasehat-nasehat dokter hewan yang selama ini kupercaya. Oh, alangkah malangnya Bob kucingku ini.

Saya manyun lama, duduk di depan jendela yang menghadap Simpang Lima sambil membayangkan Bob yang gembira karena saya tinggal pergi. Dia bersuka ria karena bisa tidur di alam bebas walau harus berkalang debu. Bisa jadi dia juga jalan-jalan malam mencari pacar dengna leluasa tanpa harus membangunkan mommy Rike untuk dibukakan pintu depan. Dia juga dengan riang-ria mengejar tikus-tikus usil yang membuatnya gemas sekaligus penasaran. Bob oh Bob… Mungkin kau punya hal lain yang menggembirakan…

Saya berpikir, apakah aku masih mampu menjadi sangat posesif terhadap Bob sedangkan aku seharusnya tidak terlalu yakin bahwa ilmu perkucingan yang kuyakini benar itu bisa saja masih bisa dikritisi…

Bob, besok aku sampai rumah jam 9:00 malam… Kalau bisa kau tunggu aku di rumah ya atau di atas pagar tembok. Biar aku bisa memandang matamu yang selalu menggemaskan itu, biar aku tahu apa sebenarnya maumu… Mau jadi kucing liar saja atau jadi kucing rumah yang kalem atau fifty-fifty kayak sekarang? Terberkatilah kau Bob karena telah menjadi bulan-bulanku selama hampir tiga tahun ini. I love you so much… Let’s realize that our bond is unbreakable…

(lihatlah saya masih ngeyel mencintainya)

Semarang – R1222 – 12:18 pagi – kangen Bob

KEMELEKATAN

KEMELEKATAN

(obrolan ringan tentang Bob kucing)

Beberapa orang merasa bahwa cintanya pada dunia tidak sebesar cintanya pada Tuhan. Mereka mengklaim diri bahwa mereka mengabdikan hidupnya untuk Tuhan. Saya meragukan diri saya dalam hal tersebut karena nyatanya memang tidak demikian yang saya alami.

Saya masih belum menikah tapi saya punya kemelekatan yang tak kalah lekat dibanding dengan kemelekatan antara dua pasangan atau anak dan ibunya atau anak dan bapaknya. Saya sangat lekat dengan kucing saya yang saya namai Bob. Kata kuncinya adalah sangat. Sangat adalah kata keterangan yang membuat kata sifat yang mengikutinya berlipat. Kemelekatan saya pada kucing saya berlipat beberapa kali dibanding dengan kemelekatan kepada kucing lain atau hal lain, tentunya kecuali orang-orang yang memang mendapatkan tempat istimewa yang sama dengan si Bob Kucing ini.

Saya tidak menyesal memiliki Bob. Tetapi kata kunci memiliki itulah yang membuat saya agak merasa bersalah. Seharusnya saya tidak pernah mendeklarasikan diri bahwa saya adalah pemilik kucing yang buat saya bagai guardian angel ini. Dengan memiliki Bob saya terbukti tidak siap meninggalkan dia atau ditinggalkan dia. Tiap saya akan dinas ke luar kota, saya selalu berharap saya tidak perlu menginap sehingga tidak perlu meninggalkan dia sendiri atau jikalau sore hingga petang sahabat saya Nining dengan telaten dan sabar menemani piaraan saya itu maka malamnya si meong mesti bobo di luar rumah dan menurut saya itu kurang menyenangkan.

Bob Kucing ini kucing lokal sehingga ada sementara orang yang menganggap saya berlebihan. Sebagian orang Indonesia menganggap bahwa hanya kucing ras-lah yang mesti disayangi dengan cara special seperti: membelikan makanan khusus feline (kucing) dan vitamin segala ubarampen (perlengkapan) kucing, mengobatkannya seperti manusia jika sakit, membiarkannya menikmati rumah seperti anak-anak atau ponakan-ponakan mengharu-biru rumah, menjaganya selayaknya menjaga diri kita… Tidak mengapa karena pendapat boleh berbeda.

Saya tidak sedikitpun merisaukan diri saya kecuali satu: bahwa saya dan Bob mulai saling terikat. Akhir-akhir ini dia sangat dekat dengan saya baik secara fisik maupun batin. Kalau saya di rumah dia ngikut kemana pun saya bergerak bahkan kalau saya mandi dia nggeluntung (berbaring telungkup, Bahasa Jawa) di keset depan kamar mandi. Kalau saya sedang bekerja malam, dia nongkrong diatas tumpukan kertas atau kalau sedang kesal dia nangkring diatas laptop saya, kadang dia menggoda melompat ke atas TV dan menjatuhkan antene sambil mengeong manja. Kalau saya tidur dia biasanya akan melompat keatas selimut tebal saya: dia tidak pernah mau masuk ke bawah selimut dalam waktu lama karena mungkin merasa panas. Dan, masih banyak lagi kegiatan dia yang menunjukkan keakraban dan kenyamanan kami bersama.

Ada satu lagi: dia mulai bisa merasa tidak suka kalau saya tugas keluar kota dan menginap. Sehari sebelum saya berangkat dia sudah ngroweng (rewel, Bahasa Jawa), nempel-nempel ke kaki atau badan saya, meang-meong kesana-kemari, pura-pura sesak napas dan yang biasanya Cuma mau digendong dalam hitungan 3 – 5 detik jadi bertahan sampai satu menit dan sambil mendekur-dekur pula.

Kemelekatan pada kucing saya sungguh kadang membuat saya bertanya-tanya: pantas saja ada ibu yang akhirnya malas bekerja meninggalkan rumah lha wong ada yang nggondheli di rumah dan mengurus anak tentunya menyebabkan stress yang lebih rendah daripada harus berinteraksi dengan macetnya jalanan dan kompetisi dalam karir (bisa saja saya salah tapi paling tidak inilah kesimpulan saya melihat para ibu yang kadang nggak masuk kerja karena “nggak tega ninggal anak”).

Kemelekatan ini harus saya atasi karena kalau tidak membuat saya tidak produktif dan cenderung menuruti kemalasan. Tentunya Bob Kucing tahu bahwa dia disayang sehingga dia punya strategi untuk “tidak ditinggalkan” atau “tidak diabaikan” karena pa
sti kalau saya pergi orang lainlah yang mengurus dia yang notabene tidak se-rempong saya. Saya selalu memastikan bahwa air minum dia baru dan dari gallon atau direbus dulu (kadang dioplos dengan air hangat), vitamin juga selalu saya takar, makanan saya pastikan dihabiskan sesuai porsi, kaki-kaki saya lap dan dubur & alat vital saya lap, telinga dan gigi saya periksa, hidung saya bersihkan, cek bulu dan ekor dari kutu dan serangga, sering kali juga saya ajak ngobrol sekaligus saya ciumin hidungnya dan adu dahi ha ha ha…

Kemelekatan itu tidak boleh terjadi walau saya sangat menyayangi makhluk yang oleh tetangga sebelah saya dibiling “Halah, cuma kucing aja segitunya”. Bodo ammmmaaaat, kata saya tak kalah bangga ha ha ha…

Begitulah kemelekatan itu begitu besar sehingga pernah saya memimpikan Bob Kucing mati dan paginya saya menangis dan menggendong-gendong dia dan saya ciumi.

“Kamu jangan mati dulu ya, Bob… Paling tidak kau hidup 12 tahun bersamaku; tapi kau boleh mati sebelum aku, biar kau tetap ada yang mengurus…”

Kucingku tadi malam menemaniku mencuci. Dia meringkuk di atas keset kamar mandi sambil mengikuti gerakan saya mencuci. Sesekali dia meang-meong tiap saya panggil namanya. Pagi ini dia memanggil saya, minta keluar. Untungnya saya jug sedang ada acara keluar rumah, jadi kami berangkat bersama.

“Nanti malam pulang jam 7 ya, Bob…”

“Meooooong….” Entah apa artinya, yang pasti rasa sayang kami ada dan saya belajar membuang kemelekatan.

Lia Taruna – Tangerang – 4:12 sore