Kutabur Debu Cahaya

Kutabur debu cahaya
Bersama salam dan langkahku
Demi jejak kemanusiaan
Bagi seluruh isi alam.
Berurai air-mata….

Sungai-sungai sebagai urat-urat darah
Yang mulai tersumbat,
Menyempit,
Buntu…. Samudera pun kehilangan tuah dan birunya.
Tersedak Ibu Gaia terbatuk-batuk, bersedih melihat anak-anaknya tiada berhati.

Duh Gusti,
Ampunilah aku
Yang tak mampu membantu titik-titik mungil bercahaya terkungkung rantai dan kerangkeng.
Letih dan terluka
Batin dan badannya.

Duh Gusti,
Merdekakan kami.
Aku dan titik-titik mungil bercahaya itu.
Merdekakan inti hidup kami.
Sehingga bahagia walau kami dihela hingga pertolonganMu tiba.
Sehingga ikhlash walau kami dipaksa hingga kehendakMu tiba.

Wahai, titik-titik mungil bercahaya….
Kuseru doa dan belai mesra.
Salamku salam ruhani yang akan membungkusmu dengan kekebalan
Dari segala derita.
Kuatkan. Murnikan. Tataplah langit seperti kutatap ia.

Kudekap Ibu Gaia,
Kuhembuskan debu cahaya
Dan titik-titik cahaya itu berpendar, melebar dan merayakan kebahagiaan.
Salamku salam ruhani
Wahai titik-titik mungil dalam dekapan.

Puisi ini kupersembahkan bagi para satwa yang didera kekejaman atas nama kesejahteraan manusia. Terkirim bagimu kekuatan dan kemuliaan selamanya. Sayangku….

Ibu Gaia, teriring doa untukmu jua….

Salaamun qaulammirrabbirrahiem….

IMG_4555

Temasek – August 12, 2017 – 02:59

Greek’s 40th Days Leaving Us Behind

40 days ago our dear cat lady, Greek went across the bridge and today we are remembering her being part of us.

 

She was such a beauty, dignity yet rebel and free soul. Oh yeah, free soul she was! She would hunt anytime she wanted and brought the hunted to us as gifts: grasshopper, flies, dragonflies, lizard, birds name it she would be proud of her hunting skill.

 

Once we had a guest with one teenager who was trying to protect the hunted bird – the bird was still alive, very weak and desperate – our guest freed the bird and Greek was in rage! She didn’t attack but she wouldn’t stop wandering around the house shouting until my Mother took the tiny cat to her hugs. She was calming in my mother’s hands.

 

Greek was such a love to all of us. Everybody poured her with abundant love and care. My Brother would always ask “Where is Greek?” everytime he visited my mom. My nephews and nieces would have the same question.

 

But Greek wouldn’t love children. She was scared of those rascals’ shouting and cheering and jumping and being too excited. Then she would stay away the whole day giving up the food. She would be back when all those kids were gone. My mom would be worried….

 

Greek was an alarm clock for my Mother. She would wake her up especially for night prayer. She would kiss my Mother to wake her up. Failed with kisses, she would scratch my mother’s body. Failed with the scratches, she would step on my mother’s head with her soft meows. My mother would prepare food and pray accompanied by the tiny alarm clock.

 

Greek was also great sleeper. She would sleep when the rest of us worked!

 

And a great eater…. Pick great eater! She didn’t take not fresh food. All of her food must be fresh from the storage. She would not eat her own leftover. All must be new! And new it was for our beloved princess Greek.

 

Greek, too many things we save in our memory about her.

 

You are loved. You are remembered.

 

We know you leave us as you wished. You made the decision and we just felt the broken heart to say goodbye.

 

Greek, your graveyard is just some steps from our backdoor. We can visit you whenever we want. We first got so sad but you always came once in while making sure that we are ok and we now realize that you were leaving clean and happy.

 

Please send our loving regards to Bob, Grace, Greece, Greg, and all other beloved animals you meet and greet there across the rainbow bridge.

 

Please cut your worry. We are praying for your good. Please pray for us, too.

Now your friends are sitting in our porch Everyday but they don’t want to stay home like you. They come to have meal and sleep somewhere we don’t know. Please make sure they are fine, our angel…..

 

Greek, this is your 40th days leaving us. You will be our guiding light, won’t you?

Till we meet again, my dear. Love you soooooooo much!!! Warm regards from me, Ibu, Mbak Andri, Mbak Yuda, Mas Yogi and all…. The rainbow slides are ready….! Woohooo!

Yogyakarta – June 19, 2016 -10:30am

Maya, Anjing Yang Hepi

Lagi di Mactan Island, Cebu, Philippines.

Seperti biasa ada asyiknya dan nggak asyiknya tiap travel. Enaknya ya jelas deh ketemu binatang-binatang yang tak kalah ramahnya dengan para manusia yang kutemui di Philippines. Filipino punya bakat ramah-tamah yang nggak kalah sama orang Indonesia, jadi nyaman-nyaman saja travel ke kepulauan ini. Kutegaskan kembali Filipino di Philippines itu ramah , anjing-anjingnya hepi walau nggak semua bersih, banyak stray dogs berkeliaran dan tidak ada tukang makan  anjing seperti di daerah-daerah di Indonesia. Semoga para pemakan dan pemburu anjing  diberi kesadaran oleh Semesta, berhenti memburu anjing dan kembali ke jalan yang manusiawi.

Tuan rumah dengan keramahan sempurna tentunya bikin kerjaan lancar. Dan ketemu dengan Maya, anjing yang ditugaskan di gate area hotel, bikin perjalanan di Cebu lebih enteng di batin…. Ini anjing gede dan nature-nya gembira – aku panel “Maya….” langsung lompat mau ngerangkul…. Waduh rek, bukannya takut najis…. Takut digigit doang.

IMG_0444

lompat mau hugging

 IMG_0446

I love you, Maya but please don’t hug me. I’m afraid…. Then she behave 🙂

Maya ini matanya katarak dua-duanya – curiga gw sih penyebabnya makanan karena Lorent di Makati juga matanya sakit karena makanan. So, tolong ya para pemelihara anjing beliin makanan yang nggak ada efek samping buruk untuk anjingnya. Teliti sebelum membeli.

Ada satu lagi anjing jantan namanya Bruce. Warnanya krem kayaknya sih herder juga. Cuma ketemu waktu tiba di hotel Minggu siang jadi nggak sempat moto….

Jadi mereka ini berjaga di gate bergantian tiap 6 jam. Tugasnya mengendus trunk mobil yang masuk ke lingkungan hotel.

Aku tahu alangkah membosankannya pekerjaan itu makanya Maya melonjak gembira saat ada yang menyapa.

Semoga Maya, Bruce dan 5 anjing patrol lainnya sehat, kenyang dan hepi selalu… Lebih dari itu semoga banyak yang melimpahkan rasa sayangnya pada mereka. Amin….

Ayo sayangi anjing dan binatang lainnya…..

SRL Mactan, Cebu – 11 February, 2015 – 6:22 petang

Ketika Semua Bersahabat

Ketika saya kecil persahabatan begitu biasa terjalin, seperti bukan sesuatu yang suit dijalankan. Semua orang adalah sahabat, teman seperjalanan. Tak banyak musuh, bahkan kepelikan perasaaan terhadap orang yang perbuatannya dianggap menyakiti hati hanya berlangsung sesaat, kemudian berteman kembali.

Tidak hanya itu, dengan binatang pun persahabatan juga biasa. Anjing, kucing, ayam, menthok, marmut, kelinci, monyet, wedhus, sapi, kebo, jaran, iwak, macan rembah, luwak, gajah, macan belang, kidang, celeng, dan lain-lain semua berkeliaran di habitatnya tanpa manusia tergoda untuk menggangu kedamaian mereka hidup seadanya dari belas-kasih khalifah di bumi, manusia. Hanya kadang saja ketika alam ini telah mengijinkan maka beberapa dari para binatang yang sudah “cukup umur” itu diminta untuk menyumbangkan usia keberkahannya — buat acara selamatan yang tak sering terjadi.

Tapi sekarang….. Alangkah beratnya menjalin pertemanan. Sedikit terpeleset saja membuat status di FB, BB atau posting di blog, bisa-bisa di-block  dari posting-posting tertentu atau dari lamannya atau bahkan dari melihatnya sama sekali. Itulah dunia maya, harus penuh dengan kehati-hatian dalam mengekspresikan diri. Jika salah sedikit dan pas dilihat oleh hati yang sedang sensi maka akan runyam. Ya sudah lah.

Dalam dunia nyata juga…. Kalau tidak hati-hati berstrategi dalam berkomunikasi bisa-bisa disalahpahami juga. Hidup ini memang penuh lika-liku pelajaran.

Dan, binatang pun mendapat imbasnya. Manusia yang semakin hari semakin egos ternyata juga menjadi tidak hanya tidak percaya pada sesamanya akan tetapi juga pada binatang yang tak berdaya. Binatang sudah jadi alat bagi manusia untuk memperkaya diri, tidak hanya mensejahterakan diri saja. Mereka memakan anjing, ular, bahkan kucing, ayam tiap hari, babi tiap hari…. Wis pokoknya makan protein hewani itu wajib hukumnya supaya energinya cukup. Dan eksploitasi pada binatang juga banyakt erjadi. Banyak — dan saya nggak punya nyali untuk menceritakannya di sini. Animal abuse is just everywhere!

Byuh…..  Pergeseran budaya. Dulu makan daging hanya pada saat-saat tertentu saja, sekarang pagi siang sore bisa makan. Dulu gajah paling pol disuruh main acrobat — which is udah agar eksploitasi sebenernya — tapi sekarang gajah dijerat, disandera biar bisa minta ransom duit ke pemerintah; kalau enggak ya dibiarin tanpa makan mati kelaparan atau bahkan diracun. Manusia keparat!

Duit, duit, duit!

Duit penting, kalau nggak ada suit ya nggak bisa fully settled jaman sekarang apalagi di kota besar. Otak manusia udah diokupasi oleh industrialisasi, semua maunya disulap jadi duit.

Industrialisasi ini telah terbukti membuat manusia telah lupa bahwa bumi ini bukan hanya untuk dihabiskan melainkan lebih dari itu untuk disejahterakan, dipelihara kemudian nantinya akan dipersembahkan kepada “yang nitip” dalam keadaan paling tidak sama indahnya seperti dulu.

Kalau saja bisa kupeluk orang-orang malang itu dan binatang-binatang malang itu — yang telah menjadi alat politic dari para manusia yang perutnya nggak selesai-selesai teriak “more, more more” kecuali udah dibantalin dempu (bola dari tanah), akan kulakukan dengan tanganku tidak hanya dengan jiwaku…. Kusebarkan energy cintaku pada kalian, bola pink penuh cinta mengitari semesta!!!

Duh gustiku…. Sayangilah kami….

IMG_3034

Makati SRL, 1117 – November 26, 2014 – 1:04am