Find love, Beloved,
Through the air breathed in and out.
No end of blessings-
—
Weekend is about breathing with zero sighing.
Can’t imagine life with no space to just stop for a while. 💝
graphs of my Universe
Find love, Beloved,
Through the air breathed in and out.
No end of blessings-
—
Weekend is about breathing with zero sighing.
Can’t imagine life with no space to just stop for a while. 💝
Sometimes I’m somebody
At a conference room
Where win-win
Isn’t always a solution.
Powerful—
Decisive—
Sometimes I’m anybody
When long lost friends
Suddenly say hi and cry
“Would you please help? Would you help?”
Unconditional—
Used—
Sometimes I’m everybody
When I blindly devote myself,
When I wholeheartedly do everything needed,
When I run around everywhere to find you.
Preoccupied—
Stand-alone—
Sometimes I’m nobody
When I feel my heart beats,
My breath slows down with calmness,
When I know nobody is with me.
Blissful—
Submissive—
Thanks, my body.
You’re a complete gift to me.
I dedicate the above free verse to Emily Dickinson who has touched my life with many of her poems especially “I’m Nobody! Who are you?”
🐣
Salaam.
Where are you, perfume?
Cask’s empty, you linger here
Yet nowhere to meet.
How long will you last? These breaths
Trace you through the moving air.
————————————————————
What you can’t see doesn’t always not exist. What you can sense can’t always be understood.
Life is as simple as breathing in and out.
Salaam… 💞
I felt a bit sick today and kind of needed a big refresher before sleeping. I decided to revisit a YouTube video to just get some laughter or at least generous grinning.
Enjoy!
Breathing out the wind
Through a flute– she is finding
The tide of the sea.
Temasek – April 16, 2018 – 22:15
Picture borrowed from https://flute247.com/yamaha-yfl-221-vs-222-flute-comparison/
Rasanya kangen menjadi anak-anak ketika apapun tak membuatku dinilai – betas sebebas kucing mau tidur, meang-meong, berantem, berteman dengan siapapun tanpa ragu berbagi cerita.
Asyik sekali jadi kanak-kanak. Memandang sesuatu tidak dengan penghakiman dan tidak takut dihakimi karena yang kutahu adalah suka dan ketulusan. Nggak takut orang nggak suka….
Mau bagaimana, sekarang sudah dewasa mau bertingkah mesti mikir umur, lingkungan mengawasi dengan berbagai macam mata: mulai mata buta hingga mata mikroskop.
Oh, ternyata masih ada rasa takut di hatiku – mau tak mau kualami saja. Nggak ada salahnya jadi dewasa di depan orang dewasa dan menjadi kanak dalam kesendirianku dan di hadapan para pengembara. Mereka para pengembara itu tak sempat menghakimi karena bicaranya adalah hakim bagi dirinya sendiri, pandangan matanya adalah pantulan bayangannya sendiri, semua tentang dirinya sendiri maka mereka tak akan murka. Kanak-kanak adalah bagian dari kejujuran.
Gambar dipinjam dari http://cosmic-soup.com/nasal-breathing/
Marah, marahlah secara kanak-kanak – secara jujur, bukan kepura-puraan, kemarahan yang menyentuh, karena sepatu satu-satunya dicolong bukan karena sepasang dari sepuluh pasang sepatumu hilang. Sedih karena kucingnya mati bukan karena patung kucing keramikmu jatuh dan pecah. Malu karena masuk kelas terlambat, bukan karena tidak juara….
Tak mudah menjadi kanak-kanak karena kemurnian yang dijalankan. Ah, ini bukan kanak-kanak lagi; hanya teori ha ha ha….
Yah, sudahlah…. Biar kuhadirkan diriku dalam kesendirian saja. Khalayak hanya suka dipuja…. Nafas mereka adalah keramaian, aku mati di dalamnya. Nafasku harus keheningan, saat nafaspun tak sadar siapa dirinya…..
Yio Chu Kang Rd – 5 September 2014, 12:05 dini hari
You must be logged in to post a comment.